Pencarian
kumulai pencarian sebentuk nisbi
yang tak kukenal wujudnya
kaki kiri atau kanan naif mengayun
hati tak membimbing
tujuan tak mengerucut pada selesa
yakin satu
temukan batu
pecahkan isi kepalaku...
Kubenci Sepotong Bibir Di Senin Pagi
#1 senin pagi
kutemukan sepotong bibir beku di meja kerjaku
kuunjuk simpati, namun ia menyembur api membakar telinga hingga aku tak bertelinga
kucoba menyela, ia berubah naga
menelan habis wajahku yang pasi jadikan aku tak bermuka
menyerang secepat kilat setajam belati menusuk ulu hati hingga aku sekarat
hambarkan manis sisa akhir pekanku yang masih menarinari
#2 senin siang
kucoba tuntaskan tumpukan beban yang kian tambun
bibir beku tak jua beri acungan
bahkan giat menyumpah mematri perih sekeliling dinding
pongah mencibir tanpa empati
ingin kusikut sampai dia keriput kecut atau kuhimpit dengan penjepit
#3 senin sore
potongan bibir berhasil kuronce
sebentuk giwang gantungan konde
kurajang ia bagai sate, tak kuampun walau seronde
hingga khilafku berbuah hore
sepiring puas kini milikku walau aku kehilangan mentari sore
( i really don't like monday)
Sajak Abrakadabra
Secepat kilat aku melesat tak berjejak
kusongsong langit membelah awan
kusikat penjahat yang asyik merebak
aku menjadi superman
Seketika aku mendarat apik
di pusat keramaian gadisgadis
mereka menjulurkan lidah serakah menjilatjilat
karena akulah don juan menjelma sebagai bradpitt
bosan aku dengan gincu palsu
terbang aku melayanglayang
retas segala yang menghalang
kujelang segala keindahan
kini ku jadi kupukupu
kuhunus pedang sebentuk godam
tiada tanding kekar berlengan
kupuaskan bunga setaman
hingga terkulai matanya lebam
kusingkir semua yang coba menghalang
melaju cepat laksana angin
manuver cantik meliukliuk
aku sebagai marcosimoncelli
kutebas semua tanpa peduli
seketika aku terlempar lalu tersadar
terkapar aku di bawah ranjang...
Kau
Hatiku jengah menghampirimu
ketika mataku mencuri pipimu dan jenjang lehermu meluluhkan seluruh keakuanku
sisa malamku habis melarung bersama hadirmu yang kian masif di pusat saraf
kucoba basuh di sendang galau, namun...
tarianmu semakin mencipta gilaku
menyeret sukmaku pada labirin
mengasuh obsesi setinggi bulan
semua bintang kau himpun di bola matamu hingga langitku menjadi gelap
matahari mengikutimu jadikan bumiku redup tanpamu
angin menunggu petikan jarimu
lalu siap menghempasku ke palung sunyi
kumohon...
jangan lakukan itu
karena akulah pemujamu yang setia menyanyikan ode untukmu
ya...hanya untukmu
pada lirik dan senandung jiwa yang coba singkirkan elegi
tiruslah kau menuju jiwa
sampai lena aku pada dekapmu...
0 komentar:
Posting Komentar