Minggu, 15 Juli 2012

Kumpulan Puisi Imanuel Ginting


Pencarian

kumulai pencarian sebentuk nisbi
yang tak kukenal wujudnya
kaki kiri atau kanan naif mengayun
hati tak membimbing
tujuan tak mengerucut pada selesa
yakin satu
temukan batu
pecahkan isi kepalaku...



Kubenci Sepotong Bibir Di Senin Pagi

#1 senin pagi
kutemukan sepotong bibir beku di meja kerjaku
kuunjuk simpati, namun ia menyembur api membakar telinga hingga aku tak bertelinga
kucoba menyela, ia berubah naga
menelan habis wajahku yang pasi jadikan aku tak bermuka
menyerang secepat kilat setajam belati menusuk ulu hati hingga aku sekarat
hambarkan manis sisa akhir pekanku yang masih menarinari

#2 senin siang
kucoba tuntaskan tumpukan beban yang kian tambun
bibir beku tak jua beri acungan
bahkan giat menyumpah mematri perih sekeliling dinding
pongah mencibir tanpa empati
ingin kusikut sampai dia keriput kecut atau kuhimpit dengan penjepit

#3 senin sore
potongan bibir berhasil kuronce
sebentuk giwang gantungan konde
kurajang ia bagai sate, tak kuampun walau seronde
hingga khilafku berbuah hore
sepiring puas kini milikku walau aku kehilangan mentari sore
( i really don't like monday)


Sajak Abrakadabra

Secepat kilat aku melesat tak berjejak
kusongsong langit membelah awan
kusikat penjahat yang asyik merebak
aku menjadi superman

Seketika aku mendarat apik
di pusat keramaian gadisgadis
mereka menjulurkan lidah serakah menjilatjilat
karena akulah don juan menjelma sebagai bradpitt

bosan aku dengan gincu palsu
terbang aku melayanglayang
retas segala yang menghalang
kujelang segala keindahan
kini ku jadi kupukupu

kuhunus pedang sebentuk godam
tiada tanding kekar berlengan
kupuaskan bunga setaman
hingga terkulai matanya lebam

kusingkir semua yang coba menghalang
melaju cepat laksana angin
manuver cantik meliukliuk
aku sebagai marcosimoncelli
kutebas semua tanpa peduli
seketika aku terlempar lalu tersadar
terkapar aku di bawah ranjang...



Kau

Hatiku jengah menghampirimu

ketika mataku mencuri pipimu dan jenjang lehermu meluluhkan seluruh keakuanku

sisa malamku habis melarung bersama hadirmu yang kian masif di pusat saraf

kucoba basuh di sendang galau, namun...

tarianmu semakin mencipta gilaku

menyeret sukmaku pada labirin

mengasuh obsesi setinggi bulan

semua bintang kau himpun di bola matamu hingga langitku menjadi gelap

matahari mengikutimu jadikan bumiku redup tanpamu

angin menunggu petikan jarimu

lalu siap menghempasku ke palung sunyi

kumohon...

jangan lakukan itu

karena akulah pemujamu yang setia menyanyikan ode untukmu

ya...hanya untukmu

pada lirik dan senandung jiwa yang coba singkirkan elegi

tiruslah kau menuju jiwa

sampai lena aku pada dekapmu...

0 komentar:

Posting Komentar


Terimakasih sudah berkunjung, silahkah tinggalkan komentar anda, tapi sebelum berkomentar silahkan baca dulu peraturannya :

1. Berkomentarlah menggunakan bahasa yang sopan

2. Dilarang mencantumkan komentar yang berisi SARA atau bersifat provokatif

3. Dilarang mencantumkan LINK di dalam isi komentar kecuali di halaman "Tukar Link"

4. Jangan meninggalkan komentar SPAMM,

5. Berkomentarlah sesuai tema artikel

6. Akun anonymous hanya untuk anda yang belum punya
blog,

7.Jika anda melanggar peraturan diatas, maka dengan
terpaksa saya akan langsung menghapus komentar anda.

Terimakasih.

Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Web Hosting Bluehost