Di balik tirai
Ada aku,
Detik yang lalu
Angin menggoyang tirai biru
Debu menyapu membawa haru
Tirai biru,
Ku buka lalu ku usap sisa debu
Dibalik tirai malam menyapa,
Waktu menghapus air mata
Dewi malam tampak dibalik jendela
Tak ceria, sama
Seperti aku dalam duka
Dibalik tirai alam semesta
Harusnya sedikit bahagia
Ironis menerka,
Senyum pun tak ada
Apalagi penuh tawa
Bintang Bulan Mei
Waktu terbias dengan kedatanganmu,
Aku tercengang dengan kepribadianmu,
Musim berlalu menjadi terang karena wajahmu,
Lalu aku tergumam karena ku mencintaimu
Mutiara itu terpancar dari bibirmu
Aku tersipu...
Apakah engkau kiriman tuhanku???
Untuk mendekatkan diri pada kekasih hatiku
Tak lama ku mengenalmu
Indah bahasamu
Manis perhatianmu
Namun aku??
Aku bak pungguk merindukan bulan ..
Karena engkau bukanlah pujaan
Sedikit waktu yang berarti banyak
Kau sepaham denganku
Dan kau satu rumpun ceritaku
Apa kah engkau untuk hidupku?
Selalu aku tiriskan embun mungil dipipiku ..
Aku bahagia melihat bahasa mayamu
Terngiang suaramu d persholatan waktu itu,
Aku tlah bangga diri aku tlah berhenti di hati itu
Sedikit waktu berlalu banyak
Banyak tangis banyak kesedihan !
Aku muak akan tingkah manjamu bersama bungamu
Sedangkan aku ?
Aku bangkai yang lalu lalang di ceritamu , tapi kau memperhatikan aku !
IKHTIAR
bukan mimpi..
bahwasanya matahari terang di atas awanku
awan pun tak ragu sembunyikan mendungnya
akhirnya mata pun tak lagi berkaca-kaca
memang bukan mimpi
senja yang indah pagi itu,
tampak tersenyum di atas duniaku
tampak ceria di atas kisahku
tampak bahagia ...
mengantarkan keberhasilanku
aku percaya bahwa itu bukan bunga tidurku
dan aku percayaitu bukan dalam dunia mayaku
sejak saat itu..
ketenengan mengelilingi jiwa
kenyamanan tak jauh dengan hati
keramahan lalu lalang dalam lingkup gerak ini
bukanlah sekedar mimpi
telah kuungkapkan dengan bukti
bahwa ini saat yang ku nanti
telah ku gambarkan dengan mata
bahwa ini sesuatu yang nyata
karena aku percaya
atas semua doa dan usaha
Jejak Harian
Tersungkur ku terisak..
Mulut tak berkata, namun jiwa
tak letih berdoa
Sesekali ingin berontak
Sesekali ingin bertindak..
Tersungkur ku terisak..
Suara menggema perih ditelinga
Bibir bergetar berucap doa
Seperti dalam bui ku terinjak
Tertatih ku letih..
Berat kaki menangkal beban
Berat hati ku menahan perih
Dasar keras bukan kepalang
Memang hanya dia seorang
Percuma ku tahan-tahan
hati tak lagi jauh dari dendam
Menindas sebuah perasaan
Sampai palung yang terdalam
Selalu tersisa pena dalam ingatan
Tek tertinggal secarik kertas ku sisipkan
Dalam sebuah harian
Tak akan jauh dari bayangan
Bukan karangan, cerita
Air mata..
Penuhi kertas tanpa noda..
Tak bisa terbaca apa itu nyata
0 komentar:
Posting Komentar